Oleh Saiful Millah
Sekolah berwawasan kebinekaan global adalah pendekatan pendidikan yang menempatkan keanekaragaman budaya, etnis, agama, bahasa, dan pandangan dunia sebagai aspek penting dalam proses belajar-mengajar. Dalam era globalisasi, di mana dunia semakin terhubung dan interdependen, sekolah yang berwawasan kebinekaan global mendukung nilai-nilai seperti toleransi, inklusivitas, kerjasama lintas budaya, dan pengertian yang mendalam tentang masyarakat global. Pendekatan ini mempersiapkan siswa untuk menjadi warga dunia yang sadar akan tantangan dan peluang yang dihadapi oleh dunia yang semakin kompleks, serta mendorong mereka untuk berkontribusi dalam menciptakan masyarakat global yang adil, damai, dan berkelanjutan. Ada 5 Topik yang perlu dibahas dan didiskusikan oleh stakeholder sekolah untuk mewujudkan sekolah berwawasan kebinekaan global, yaitu:
1. Kebinekaan Global
Dalam topik ini, kita membahas tentang pentingnya menghargai dan merayakan keberagaman yang ada di seluruh dunia. Keberagaman budaya, etnis, agama, dan latar belakang sosial merupakan aset berharga yang dapat memperkaya masyarakat global. Pemahaman dan penerimaan terhadap keberagaman ini menciptakan dunia yang lebih harmonis, inklusif, dan berdaya saing. Beberapa konsep kunci yang terkait dengan keberagaman ini mencakup toleransi, pertukaran budaya, pembelajaran antarbudaya, kreativitas, keadilan sosial, perdamaian, dan harmoni. Keberagaman adalah sumber kekayaan dan pembelajaran yang tak ternilai harganya, yang memungkinkan kita untuk tumbuh dan berkembang bersama sebagai masyarakat global yang semakin terhubung.
Selama berabad-abad, manusia dari berbagai latar belakang telah hidup berdampingan secara damai. Kehidupan sosial yang saling membutuhkan dan ketergantungan adalah bagian integral dari manusia sebagai makhluk sosial. Namun, terkadang ada pemimpin yang mendorong kebijakan isolasionis dan mengusir pendatang dengan alasan melindungi budaya dan kebiasaan daerah mereka. Ini menggarisbawahi pentingnya berkomunikasi dan berkolaborasi dalam mengelola keberagaman untuk mencapai pemahaman saling, perdamaian, dan kesetaraan, sambil memperkuat hak asasi manusia dan nilai-nilai universal yang mendasari kerja sama global.
Luar biasanya, negara kita dipenuhi oleh berbagai suku, ras, agama, dan budaya yang beragam. Meskipun demikian, kita semua bersatu dalam keindahan Indonesia, sesuai semboyan "Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu jua)". Kita mampu hidup berdampingan dengan kedamaian, meskipun memiliki perbedaan yang kaya. Sebenarnya, keragaman itulah yang membuat Indonesia menjadi negara yang unik dan menarik, dengan kekayaan budaya yang beragam.
Melalui tingkat toleransi yang tinggi, kita dapat hidup berdampingan dengan penuh kenyamanan, memupuk rasa saling menghormati, dan menjaga kedamaian. Kita seharusnya merayakan keberagaman ini dengan penuh kebahagiaan, dan menyadari bahwa keragaman adalah aset yang memperkaya Indonesia sebagai bangsa.
2. kebinekaan indonesia
Dalam topik ini, kita akan membahas mengenai perbedaan-perbedaan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari, yang seringkali diimbangi oleh tingginya rasa toleransi dan sikap saling menghormati. Contoh konkret dari perbedaan ini terlihat dalam dinamika keluarga, di mana ayah dan ibu mungkin berasal dari suku yang berbeda, menggunakan bahasa ibu dan bahasa ayah yang berlainan, serta menyajikan masakan yang beragam. Semua ini menciptakan keragaman dalam lingkungan keluarga. Sebagai anak, kita memiliki kesempatan untuk merasakan dan belajar tentang perbedaan ini di dalam keluarga, serta dapat menggali dua budaya adat istiadat yang berbeda dari kedua orang tua kita.
3. Damai Dengan Diri
Dalam topik ini, kita akan membahas mengenai identitas manusia, yang merupakan ciri khas dari diri kita yang memungkinkan orang lain mengenali kita dengan jelas. Setiap individu memiliki identitas unik yang terdiri dari berbagai aspek. Terkadang, kita dapat memiliki kesamaan identitas, seperti suku, dengan orang lain, tetapi pada saat yang sama, kita mungkin memiliki perbedaan dalam identitas lain, seperti agama. Sebagai contoh, dua orang, Si A dan Si B, mungkin berasal dari suku yang sama, misalnya suku Jawa, namun mereka memeluk agama yang berbeda.
Ada identitas yang bersifat bawaan dan tidak dapat diubah, seperti warna kulit, wajah, agama, dan jenis kelamin. Namun, ada juga identitas yang kita bangun, ciptakan, dan bisa diubah seiring waktu. Beberapa identitas sangat penting bagi kita, sehingga jika identitas tersebut direndahkan oleh orang lain, itu dapat menyebabkan perasaan tersinggung atau marah. Sebagai contoh, ketika seseorang merendahkan orang tua orang lain, hal itu dapat dianggap sebagai penghinaan serius karena dalam budaya banyak orang, orang tua adalah sosok yang harus dihormati dan dihargai.
Tiap individu memiliki keunikan yang tidak dapat dibandingkan dengan orang lain. Misalnya, standar kecantikan yang mungkin diterapkan pada bintang iklan tidak boleh dijadikan sebagai ukuran nilai diri sendiri. Oleh karena itu, penting untuk mencintai dan menghargai diri sendiri, mengembangkan kesadaran internal, bersyukur, dan menikmati hidup dengan merawat dan melindungi diri dengan sikap yang rendah hati.
4. sekolah bineka
Ada beberapa cara untuk memperkuat budaya sekolah melalui kegiatan kebinekaan, di antaranya:
- Melalui aktivitas olahraga dan permainan, seperti pertandingan persahabatan, festival permainan tradisional, dan sebagainya.
- Budaya dan seni, serta aspek agama, seperti pertunjukan seni, perayaan Batik Day, Culinary Days, peringatan hari raya agama, dan pekan kreativitas belajar.
- Penggunaan media komunikasi, seperti sudut visual, papan pengumuman online, buletin elektronik, dan sejenisnya.
- Kolaborasi, termasuk kerjasama dengan sekolah lain yang mewakili berbagai agama atau budaya, untuk menciptakan karya seperti komik, vlog, film pendek, podcast, dan lain sebagainya.
"Kebinekaan bukanlah hambatan dalam upaya menciptakan sekolah yang maju dan berkembang."
5. Sekolah Damai
Apa yang dimaksud dengan sekolah damai? Sekolah damai adalah lembaga pendidikan yang memberikan rasa aman, kegembiraan, dan menciptakan budaya damai. Tidak ada seorang pun di antara komunitas sekolah, termasuk siswa, guru, dan staf pendidik lainnya, yang merasa tertekan, tidak bahagia, atau dipaksa. Semua anggota komunitas sekolah merasakan suasana damai yang diwarnai oleh keberagaman.
Untuk mencapai konsep sekolah damai ini, diperlukan beberapa elemen utama. Komponen-komponen sekolah damai mencakup kebijakan yang mendukung lingkungan damai, interaksi positif yang mendorong sikap-sikap damai seperti toleransi, moderasi, dan saling menghormati, serta partisipasi aktif dari semua pihak dalam pelaksanaan kebijakan sekolah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.