Tak dapat dipungkiri bahwa pandemi Covid 19 membawa dampak cukup besar terhadap berkembangnya digitalisasi dalam bidang pendidikan. Terlebih lagi, di era merdeka belajar, kebijakan yang diluncurkan oleh Mendikbudristek mendorong agar semua dapat membangun kolaborasi melalui berbagai sarana dan fasilitas. Salah satunya fasilitas digital yang dapat digunakan sebagai sumber belajar, sarana belajar serta dapat mengakses informasi yang akan membantu kita dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Digitalisasai pendidikan telah memengaruhi ruang kelas dan bagaimana cara berkomunikasi antara guru dan siswa. Digitalisasi pendidikan mengubah arah komunikasi guru dengan siswa. Komunikasi antara guru dan siswa harusnya tetap memerlukan hubungan yang bersifat humanis. Karena pada dasarnya dalam proses pembelajaran tidak hanya sekadar mentransfer ilmu pengetahuan. Memberikan ilmu pada siswa bukan seperti memberikan mainan pada anak kecil namun membutuhkan sosialisasi dan proses pemahaman secara bertahap agar siswa dapat memahami dengan baik.
Dalam hal ini guru memiliki peran yang sentral, karena proses pemahaman dan penyerapan siswa yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu peran guru tidak serta merta dapat digantikan oleh teknologi digital. Lalu peran guru seperti apa yang dibutuhkan dalam digitalisasi pendidikan yang saat ini terjadi?
Dalam pelatihan kali ini prof Eko mengatakan bahwa siswa saat ini dapat memperoleh sumber belajar dari mana saja. Tidak ada materi yang akan disampaikan guru yang tidak ada di internet saat ini. namun, bagaimana guru mengolah dan menyampaikan serta menyelipkan pendidikan karakter di dalam kelas itulah yang yang menjadi pembeda yang tidak dapat diperoleh siswa dari internet.
Menurut Prof Eko, yang paling penting diubah oleh guru adalah "POLA PIKIR - MIND SET"
Yuk simak bagaimana serunya prof Eko memberikan materi dalam pelatihan kali ini: